"LAWAN"

"LAWAN"

Kamis, 25 November 2010

Tarik Duta Besar Dan Seluruh TKI dari Arab Saudi

Jakarta, seruu.com Benteng Demokrasi Rakyat menuntut agar pemerintah Indonesia menarik seluruh Tenaga Kerja Indonesia dari Arab Saudi beserta Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi.
Selain itu Bendera juga menuntut agar Presiden memecat Menakertrans, Ketua BNP2TKI, dan seluruh petugas KBRI dan Konsulat Indonesia di Arab Saudi karena kelalaian mereka yang menyebabkan hilangnya nyawa dan penyiksaan yang terjadi terhadap warga negara Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Habib Muhammad Yasser, juru bicara Bendera dalam keterangan pers yang dikeluarkan di  markas Bendera, jalan Diponegoro 58, Jumat (19/11).
“Bendera menuntut Pemerintah menarik Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi dan memecat pejabat mulai dari Menakertrans, BNP2TKI dan Kedutaan karena mereka wajib bertanggungjawab atas meninggalnya Kikim Komalasari dan cacatnya Sumiati,” terang Iyek Acil, panggilan akrab Habib Muhammad Yaser.
Usai keterangan pers, Iyek Acil menjelaskan bahwa Bendera mengambil sikap tersebut karena selama ini tidak ada ketegasan sikap dari pemerintah dalam setiap peristiwa penganiayaan, pemerkosaan dan pembunuhan yang menimpa tenaga kerja Indonesia.
“Selalu seperti itu, ada peristiwa baru bergerak, tidak ada perlindungan terhadap nyawa mereka, badan mereka, kehormatan mereka, sekarang Arab Saudi kemarin Malaysia besok negara mana lagi yang memperlakukan kita seperti itu,” papar Iyek Acil.
quote_bendera_acilLebih lanjut Habib juga menjelaskan bahwa persoalan ini akan terus berulang selama negara lain masih memandang rendah Indonesia. “ Semua negara akan memperlakukan bangsa kita seperti ini, semua, tidak saja Arab, Malaysia, besok mungkin Singapura atau Australia, ini karena pemerintahan yang tidak tegas, dibayar pake uang diam, tki dibunuh, diam, tki diperkosa, diam, tki dianiaya hingga cacat pun diam saja, apa kerja mereka kalau bukan untuk menjamin keamanan kita, kesejahteraan kita,” ungkap Iyek Acil setengah berteriak.
“Kalau mereka (pemerintah-red) merasa jadi pemimpin dan bertanggungjawab harusnya ada perlindungan, ada ketegasan, ada wibawa dimata bangsa lain, caranya ya marah kalau warganya dihina, sakit hati kalau warganya disakiti dan melawan kalau warganya dibunuh,” paparnya seraya menambahkan “bukan bernegosiasi,”.
Ketika disinggung mengenai nota protes yang sudah diajukan pemerintah dan pendampingan terhadap Sumiati, Iyek Acil dengan gemas menjawab, “ Itulah, kenapa cuma nota protes, buktinya malah diceramahin kan, apa jawab dubes Arab, jangan reaksioner, coba fikir panjang dulu, kalian kan sudah mendapat devisa puluhan juta dolar dari TKI, ini cuma satu dari jutaan orang yang diperlakukan dengan baik, itu kejadiannya, saya sebagai orang Indonesia dengarnya saja malu, marah, masa kita tegor malah dinasehatin kitanya,” jelasnya.
Menurut Habib Muhammad Yasser, Bendera akan terus mendesak pemerintah untuk tegas karena memang hingga saat ini ketegasan itulah yang dibutuhkan agar kejadian tidak berulang. “Indonesia butuh pemimpin yang bisa menegakkan harga diri bangsa dimata negara lain, Pemimpin yang menjaga kehormatan dan keselamatan warganya diatas segala-galanya, TKI bukan budak bukan orang yang diperjual belikan, bukan barang, mereka manusia, warga negara Indonesia yang sudah menghasilkan devisa bagi negeri ini, hargai, lindungi, jangan diam,” pungkasnya.
Sumiati, 7 November diketahui berobat dirumah sakit di Ryadh dan dirujuk pada (8/11) ke RS King Fadh Arab Saudi atas penganiayaan berat yang menyebabkan hilangnya bibir atas korban yang diduga akibat digunting, kulit kepala terkelupas dan sekujur tubuh penuh luka bekas penganiayaan. Kikim Komalasari, ditemukan tewas dengan luka gorok dileher dan mayatnya dibuang di tong sampah menjelang Idul Adha di kota Abadh , Arab Saudi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar